Di tengah budaya kerja yang menuntut kita untuk terus produktif dan memberi, merawat diri sendiri sering kali dianggap sebagai tindakan egois. Padahal, self-care justru merupakan fondasi penting untuk bisa hadir secara utuh bagi orang lain.
Merawat Diri Bukan Bentuk Kemalasan
Banyak yang merasa bersalah saat mengambil jeda atau waktu istirahat. Padahal, tubuh dan pikiran punya batas. Dengan melakukan self-care—entah itu tidur cukup, makan sehat, meditasi, atau sekadar jalan sore—kita sedang memperpanjang umur produktivitas dan kesehatan mental. Merawat diri bukanlah alasan untuk berhenti, tapi agar bisa melanjutkan dengan lebih baik.
Self-Care = Punya Batas Sehat
Mengatakan “tidak”, memprioritaskan waktu pribadi, dan menjaga emosi adalah bentuk self-care yang penting. Ini bukan tentang menolak orang lain, tapi menjaga batas agar tidak kewalahan dan kehilangan diri sendiri. Orang yang tahu cara menjaga dirinya cenderung lebih stabil secara emosional dan mampu membuat keputusan dengan bijak.
Energi Positif Itu Menular
Saat kita dalam keadaan baik, kita memberi dampak baik juga. Self-care membantu kita hadir dengan lebih sabar, lebih peka, dan lebih hangat terhadap orang di sekitar. Dalam jangka panjang, ini jauh lebih bermanfaat daripada mengorbankan segalanya lalu kehabisan energi dan emosi.
Jadi, berhentilah merasa bersalah karena merawat diri. Self-care bukan bentuk egoisme—itu investasi jangka panjang untuk hidup yang sehat, seimbang, dan penuh kasih.