Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak dialami perempuan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Deteksi dini melalui skrining kanker payudara terbukti dapat meningkatkan peluang kesembuhan dan kualitas hidup pasien. Namun, masih banyak perempuan yang belum mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melakukan skrining dan bagaimana prosedurnya. Artikel ini akan membahas panduan lengkap skrining kanker payudara serta menghadirkan testimoni seorang survivor yang berhasil melewati perjuangan melawan kanker.

Mengapa Skrining Kanker Payudara Penting?

Skrining dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan di payudara sebelum gejala muncul. Semakin dini kanker ditemukan, semakin besar kemungkinan pengobatan berhasil dan risiko komplikasi berkurang.

Beberapa manfaat skrining:

  • Mendeteksi kanker pada tahap awal.
  • Memberikan opsi pengobatan yang lebih efektif.
  • Meningkatkan harapan hidup.

Kapan Harus Melakukan Skrining?

Panduan umum dari para ahli medis:

  • Usia 20–39 tahun: lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan, serta pemeriksaan klinis oleh tenaga medis setiap 1–3 tahun.
  • Usia 40 tahun ke atas: lakukan mammografi setiap 1–2 tahun sekali.
  • Berisiko tinggi (riwayat keluarga, faktor genetik BRCA1/BRCA2, atau riwayat kanker sebelumnya): skrining bisa dimulai lebih awal (30 tahun atau sesuai saran dokter).

Bagaimana Prosedur Skrining Dilakukan?

  1. SADARI (Periksa Payudara Sendiri)
    • Dilakukan setiap bulan, 7–10 hari setelah menstruasi.
    • Periksa di depan cermin, saat mandi, atau sambil berbaring.
    • Raba dengan pola melingkar untuk menemukan benjolan atau perubahan tekstur kulit.
  2. Pemeriksaan Klinis oleh Dokter
    • Dokter akan memeriksa payudara secara fisik.
    • Dapat dilakukan setiap tahun atau sesuai rekomendasi.
  3. Mammografi
    • Pemeriksaan menggunakan sinar X untuk mendeteksi kelainan di jaringan payudara.
    • Direkomendasikan terutama untuk usia 40 tahun ke atas.
  4. USG Payudara atau MRI
    • Biasanya digunakan pada wanita muda atau mereka dengan jaringan payudara padat.
    • MRI sering digunakan bagi mereka yang memiliki risiko tinggi.

Testimoni Survivor: Kisah Nyata

Ibu Rina, 45 tahun, seorang survivor kanker payudara, berbagi pengalamannya:

“Awalnya saya tidak merasakan gejala apapun. Saat melakukan mammografi rutin, dokter menemukan adanya benjolan kecil. Beruntung, kanker terdeteksi pada stadium awal sehingga pengobatan lebih cepat dan peluang sembuh lebih besar. Sejak itu, saya selalu mengingatkan teman-teman untuk jangan takut skrining. Deteksi dini bisa menyelamatkan hidup.”

Panduan Screening untuk Kamu

  • Jangan tunggu ada gejala, lakukan skrining sesuai usia dan faktor risiko.
  • Catat riwayat kesehatan keluarga.
  • Konsultasikan ke dokter jika menemukan benjolan, perubahan bentuk, atau cairan yang keluar dari puting.
  • Jadwalkan mammografi secara rutin mulai usia 40 tahun.
  • Jadikan skrining bagian dari gaya hidup sehat bersama pola makan seimbang dan olahraga rutin.

Kesimpulan

Skrining kanker payudara adalah langkah pencegahan penting yang bisa menyelamatkan hidup. Dengan melakukan pemeriksaan secara rutin, mengenali risiko, dan tidak menunda konsultasi medis, setiap perempuan dapat melindungi dirinya lebih baik. Jangan lupa, deteksi dini adalah kunci utama dalam melawan kanker payudara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Explore More

Pentingnya Skrining Kanker Payudara: Deteksi Dini Selamatkan Nyawa

Pentingnya Skrining Kanker Payudara: Deteksi Dini Selamatkan Nyawa

Mengenal Prosedur, Panduan CMS, dan Suara Nyata Para Penyintas Kanker payudara adalah salah satu penyebab kematian tertinggi pada perempuan di seluruh dunia. Namun, dengan deteksi dini melalui skrining rutin, peluang

Perempuan & Autoimun: Hubungan yang Perlu Diketahui

Perempuan & Autoimun: Hubungan yang Perlu Diketahui

Penyakit autoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi, malah menyerang jaringan tubuh sendiri. Yang menarik dan penting untuk diketahui: sekitar 80% penderita autoimun adalah perempuan. Mengapa

Kesehatan Wanita: Menyambut Menopause dengan Pengetahuan

Kesehatan Wanita: Menyambut Menopause dengan Pengetahuan

Menopause adalah fase alami dalam kehidupan seorang wanita yang menandai berakhirnya masa reproduksi. Meskipun tidak dapat dihindari, menopause kerap datang dengan berbagai tantangan fisik, emosional, dan sosial. Dengan pengetahuan yang