Di antara anjuran “banyakin makan yang sehat,” sering muncul pertanyaan: lebih baik makan banyak buah atau banyak sayur? Keduanya penting, tapi ternyata jawabannya tidak sesederhana “asal sehat.”
Mari kita lihat lebih dalam, secara gizi dan peran keduanya dalam menjaga tubuh tetap bugar.
🥦 1. Kandungan Nutrisi: Sayur Lebih Kaya Serat, Buah Lebih Manis Alami
- Sayur umumnya lebih tinggi serat, vitamin K, folat, dan mineral.
- Buah lebih tinggi vitamin C, antioksidan, dan gula alami (fruktosa).
Artinya, sayur sangat baik untuk pencernaan, detoks, dan menurunkan kolesterol, sementara buah sangat membantu meningkatkan imunitas dan energi harian.
🍎 2. Bagaimana dengan Gula Alami dalam Buah?
Meskipun alami, fruktosa tetaplah gula. Jika dikonsumsi berlebihan—terutama dalam bentuk jus atau smoothie—bisa memicu:
- Kenaikan gula darah
- Risiko resistensi insulin
- Peningkatan berat badan
Jadi, walau buah lebih “ramah lidah”, porsi tetap harus diperhatikan.
🥗 3. Pedoman Gizi: Sayur Harus Lebih Banyak
Organisasi kesehatan seperti WHO menyarankan:
- Sayur 3–5 porsi per hari
- Buah 1–2 porsi per hari
Alasannya? Karena sayur mengandung kalori lebih rendah, lebih tinggi serat, dan berperan besar dalam mencegah penyakit kronis seperti jantung, diabetes, hingga kanker.
🔄 4. Kapan Waktu yang Tepat Mengonsumsinya?
- Buah sebaiknya dikonsumsi di pagi hari atau sebagai camilan siang
- Sayur cocok dikonsumsi sepanjang hari, terutama saat makan utama
Mengombinasikan keduanya secara bijak akan membuat tubuh mendapat manfaat maksimal tanpa kelebihan kalori atau gula.
✅ Kesimpulan
Jawaban sederhananya: sayur harus lebih banyak dari buah. Bukan karena buah tidak sehat, tapi karena sayur lebih padat nutrisi dengan risiko metabolik lebih rendah.
Jadikan buah sebagai pelengkap yang manis, dan sayur sebagai pondasi utama pola makan sehatmu.